Nama : Irma Susandari
Kelas : 3 PA 11
Npm : 13512808
Kelas : 3 PA 11
Npm : 13512808
- Carilah berbagai bentuk teori motivasi (minimal tiga) yang dianggap tepat untuk bisa menggerakan proses kerja karyawan dilakukan dengan penuh semangat. Uraikanlah teori-teori tersebut secara lengkap !
Jawab :
Ø Motivasi adalah suatu proses dimana
kebutuhan-kebutuhan mendorong seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan
yang mengarah ke tercapainya tujuan tertentu (Munandar, 2001)
Teori motivasi :
1. Teori kebutuhan Maslow
Abraham Maslow mengungkapkan teorimotivasi yang
dikenal dengan hierarki kebutuhan (hierarchy
of needs). Dia membuat hipotesis bahwa dalam setiap diri manusia terdapat hierarki
dari Lima Kebutuhan.Kebutuhan-kebutuhan tersebut adalah:
a.
Fisiologis: meliputi
rasa lapar, haus, berlindung, seksual, dan kebutuhan fisik lainnya.
b.
Rasa aman: meliputi
rasa ingin dilindungi dari bahaya fisik dan emosional.
c.
Sosial: meliputi
rasa kasih sayang, kepemilikan, penerimaan, dan persahabatan.
d.
Penghargaan: meliputi
faktor-faktor penghargaan internal seperti hormatdiri, otonomi, dan pencapadian;
dan faktor-faktor penghargaan eksternal seperti status, pengakuan dan perhatian.
e.
Aktualisasidiri:
dorongan untuk menjadi seseorang sesuai kecakapannya; meliputi pertumbuhan,
pencapaian potensi seseorang, dan pemenuhan diri sendiri.
2.
Teori motivasi
berprestasi
Teori
motivasi berprestasi dikembangkan oleh David McClelland. Sebenarnya lebih tepat
teori ini disebut teori kebutuhan dari McClelland, karena ia tidak saja
meneliti tentang kebutuhan untuk berprestasi (need for achievement) tapi juga tentang kebutuhan untuk berkuasa (need for power), dan kebutuhan untuk
berafiliasi/berhubungan (need for
affiliation). Berikut penjelasannya
a.
Kebutuhan untuk
berprestasi ( Need for Achievement)
Mereka
bergairah untuk melakukan sesuatu lebih baik dan efisien dibandingkan hasil
sebelumnya. Dorongan ini yang disebut kebutuhan untuk berprestasi.
b.
Kebutuhan untuk
berkuasa (Need for Power)
Adanya
keiningan untuk yang kuat untuk mengendalikan orang lain, untuk mempengaruhi
orang lain, dan memiliki dampak terhadap orang lain. Orang dengan kebutuhan
untuk berkuasa yang besar menyukai pekerjaan-pekerjaan dimana mereka menjadi
pemimpin, dan mereka berupaya mempengaruhi orang lain.
c.
Kebutuhan untuk
berafiliasi (Need for Affiliation)
Orang-orang
dengan kebutuhan untuk berafiliasi yang tinggi ialah orang-orang yang berusaha
mendapatkan persahabata. Mereka ingin disukai dan diterima oleh orang lain.
3.
Teori penerapan
tujuan (Goal Setting Theory)
Locke mengusulkan
model kognitif, yang dinamakan teori tujuan, yang mencoba menjelaskan
hubungan-hubungan antara niat/intentions (tujuan-tujaun)
dengan perilaku. Teori ini secara relatif lempang dan sederhana. Aturan dasarnya
ialah penemmpatan dari tujuan-tujuan secara sadar. Menurut Locke,
tujuan-tujauan yang cukup sulit khusus dan pernyataannya jelas dan dapat
diterima oleh tenaga kerja yang lebih tinggi dari pada tujuan-tujuan yang
taksa, tidak khusus, dan yang mudah dicapai.
1. Carilah
teori yang menjelaskan tentang pola kepemimpinan (otokratik, demokratik, dan
permisif). Buatkanlah uraian tentang situasi yang tepat untuk menerapkan pola
kepemimpinan.
Jawab
:
Ø D.E.
McFarland mengemukakan bahwa kepemimpinan adalah suatu proses di mana pimpinan
dilukiskan akan memberi perintah atau pengaruh, bimbingan atau proses
mempengaruhi pekerjaan orang lain dalam memilih dan mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Berikut
pola kepemimpinan :
1. Otokratik
Kepemimpinan
otokratik adalah kepemimpinan yang dilakukan oleh seorang pemimpin dengan
sikapnya yang menang sendiri, tertutup terhadap saran dari orang lain dan memiliki
idealisme tinggi.
2. Demokratik
Kepemimpinan
demokratis bertolak dari asumsi bahwa hanya dengan kekuatan kelompok, tujuan-tujuan
yang bermutu tercapai. Mifta Thoha mengatakan gaya kepemimpinan demokratis
dikaitkan dengan kekuatan personal dan keikut sertaan para pengikut dalam proses
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
3. Permisif
Pemimpin
permisif merupakan pemimpin yang tidak mempunyai pendirian yang kuat, sikapnya
serba boleh. Pemimpin memberikan kebebasan kepada bawahannya, sehingga bawahan
tidak mempunyai pegangan yang kuat terhadap suatu permasalahan. Pemimpin yang
permisif cenderung tidak konsisten terhadap apa yang dilakukan.
Sumber :
1. Munandar.
A., S.(2001). Psikologi industri dan
Organisasi. Jakarta: Universitas Indonesia