Nama : Irma Susandari
Kelas : 2PA11
NPM : 13512808
1. PENYESUAIAN DIRI DAN PERTUMBUHAN
A. Penyesuaian Diri
Ada juga penyesuaian diri diartikan sama dengan penyesuaian yang mencakup konformitas terhadap suatu norma. Pemaknaan penyesuaian diri seperti ini pun terlalu banyak membawa akibat lain.
Dengan memaknai penyesuaian diri sebagai usaha konformitas, menyiratkan bahwa di sana individu seakan-akan mendapattekanan kuat untuk harus selalu mampu menghindarkan diri dari penyimpangan perilaku, baiksecara moral, sosial, maupun emosional.
Sudut pandang berikutnya adalah bahwa penyesuaian diri dimaknai sebagai usaha penguasaan (mastery), yaitu kemampuan untuk merencanakan dan mengorganisasikan respons dalam cara-cara tertentu sehingga konflik-konflik, kesulitan, dan frustrasi tidak terjadi
B. Pertumbuhan Personal
2. STRES
A. Arti Penting Stres
Stres adalah suatu kondisi anda yang dinamis saat seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan penting. Stress adalah beban rohani yang melebihi kemampuan maksimum rohani itu sendiri, sehingga perbuatan kurang terkontrol secara sehat.Stres tidak selalu buruk, walaupun biasanya dibahas dalam konteks negatif, karena stres memiliki nilai positif ketika menjadi peluang saat menawarkan potensi hasil. Sebagai contoh, banyak profesional memandang tekanan berupa beban kerja yang berat dan tenggat waktu yang mepet sebagai tantangan positif yang menaikkan mutu pekerjaan mereka dan kepuasan yang mereka dapatkan dari pekerjaan mereka.
Stres bisa positif dan bisa negative. Para peneliti berpendapat bahwa stres tantangan, atau stres yang menyertai tantangan di lingkungan kerja, beroperasi sangat berbeda dari stres hambatan, atau stres yang menghalangi dalam mencapai tujuan. Meskipun riset mengenai stres tantangan dan stres hambatan baru tahap permulaan, bukti awal menunjukan bahwa stres tantangan memiliki banyak implikasi yang lebih sedikit negatifnya dibanding stres hambatan.
B. Tipe-Tipe Stres Psikologis
C. Symptom-Reducing Responses terhadap Stres
D. Pendekatan "Problem Solving" terhadap Stres
meminimalisasikan penyebab stress dan usaha yang muncul dalam tingkah laku, untuk menarik
diri atau menghindar dari penyebab stress.
Sumber :
Kelas : 2PA11
NPM : 13512808
1. PENYESUAIAN DIRI DAN PERTUMBUHAN
A. Penyesuaian Diri
Penyesuaian
diri dalam bahasa aslinya dikenal dengan
istilah adjustment atau personal adjustment. Schneiders berpendapat bahwa
penyesuaian diri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu:
penyesuaian diri sebagai adaptasi (adaptation), penyesuaian diri sebagai bentuk
konformitas (conformity), dan penyesuaian diri sebagai usaha penguasaan
(mastery)
Pada mulanya penyesuaian
diri diartikan sama dengan adaptasi (adaptation), padahal adaptasi ini pada
umumnya lebih mengarah pada penyesuaian diri dalam arti fisik, fisiologis, atau
biologis. Misalnya, seseorang yang pindah tempat dari daerah panas ke daerah
dingin harus beradaptasi dengan iklim yang berlaku di daerah dingin tersebut. Ada juga penyesuaian diri diartikan sama dengan penyesuaian yang mencakup konformitas terhadap suatu norma. Pemaknaan penyesuaian diri seperti ini pun terlalu banyak membawa akibat lain.
Dengan memaknai penyesuaian diri sebagai usaha konformitas, menyiratkan bahwa di sana individu seakan-akan mendapattekanan kuat untuk harus selalu mampu menghindarkan diri dari penyimpangan perilaku, baiksecara moral, sosial, maupun emosional.
Sudut pandang berikutnya adalah bahwa penyesuaian diri dimaknai sebagai usaha penguasaan (mastery), yaitu kemampuan untuk merencanakan dan mengorganisasikan respons dalam cara-cara tertentu sehingga konflik-konflik, kesulitan, dan frustrasi tidak terjadi
B. Pertumbuhan Personal
Pertumbuhan
adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses-proses pematangan
fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal yang sehat pada waktu yang
normal. Proff Gessel mengatakan bahwa pertumbuhan pribadi manusia berlangsung
secara terus-menerus.
a.
Penekanan Pertumbuhan atau
Penyesuaian diri dan Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah
perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi
fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat pada waktu yang
normal. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi dari
konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan
jasmaniah) yang herediter dalam bentuk proses aktif
secaraberkesinambungan. Jadi, pertumbuhan berkaitan dengan perubahan
kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis. Secara
umum konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner (1957) bahwa perkembangan
berjalan dengan prinsip orthogenetis, perkembangan berlangsung dari keadaan
global dan kurang berdiferensiasi sampai keadaan di mana diferensiasi,
artikulasi, dan integrasi meningkat secara bertahap. Proses diferensiasi
diartikan sebagai prinsip totalitas pada diri anak. Dari penghayatan totalitas
itu lambat laun bagian-bagiannya akan menjadi semakin nyata dan bertambah jelas
dalam kerangka keseluruhan.
b. Variasi dalam Pertubumhan
Dalam variasi
pertumbuhan memang sangat beragam. Tidak semua individu berhasil dalam
melakukan penyesuaian diri berdasarkan tingkatan usia, pertumbuhan fisik,
maupun sosial nya. Mengapa? karena terkadang terdapat rintangan-rintangan yang
menyebabkan ketidakberhasilan individu dalam melakukan penyesuaian, baik
rintangan itu dari dalam diri atau dari luar diri.
c. Kondisi-kondisi untuk Bertumbuh
Kondisi jasmani seperti
pembawa atau konstitusi fisik dan tempramen sebagai disposisi yang diwariskan,
aspek perkembangannya secara intrinsik berkaitan erat dengan susunan atau
konstitusi tubuh, kondisi jasmani dan kondisi pertumbuhan fisik memang sangat
mempengaruhi bagaimana individu dapat menyesuaikan diri nya.
Carl Roger (1961) menyebutkan 3
aspek yang memfasilitasi pertumbuhan personal dalam suatu hubungan :
·
Keikhlasan kemampuan untuk menyadari
perasaan sendiri, atau menyadari kenyataan.
·
Menghormati keterpisahan dari orang
lain tanpa kecuali, dan
·
Keinginan yang terus menerus untuk
memahami atau berempati terhadap orang lain.
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
personal :
·
Faktor biologis
Karakteristik anggota tubuh yang
berbeda setiap orang, kepribadian, atau warisan biologis yang sangat kental.
·
Faktor geografis
Faktor lingkungan yang dapat
mempengaruhi kepribadian seseorangdan nantinya akan menentukan baik atau
tidaknya pertumbuhan personal seseorang.
·
Faktor budaya
Tidak di pungkiri kebudayaan juga
berpengaruh penting dalam kepribadian seseorang, tetapi bukan berarti setiap
orang dengan kebudayaan yang sama memiliki kepribadian yang sama juga.
d. Fenomologi Pertumbuhan
Selain itu, ada satu hal yang tidak
kalah penting berkaitan dengan penyesuaian diri dan pertumbuhan personal adalah
komunikasi. Dengan kemampuan komunikasi yang baik maka penyesuaian diri dan
pertumbuhan personal seseorang juga akan berjalan baik.
Fenomenologi
memandang manusia hidup dalam “dunia kehidupan” yang dipersepsi dan
diinterpretasi secara subyektif. Setiap, orang mengalami dunia dengan caranya
sendiri. “Alam pengalaman setia orang berbeda dari alam pengalaman orang lain.”
(Brouwer, 1983:14 Fenomenologi banyak mempengaruhi tulisan-tulisan Carl Rogers,
yang boleh disebut sebagai-_Bapak Psikologi Humanistik. Carl Rogers
menggarisbesarkan pandangan Humanisme sebagai berikut (kita pinjam dengan
sedikit perubahan dari Coleman dan Hammen, 1974:33)
A. Arti Penting Stres
Stres adalah suatu kondisi anda yang dinamis saat seorang individu dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak pasti dan penting. Stress adalah beban rohani yang melebihi kemampuan maksimum rohani itu sendiri, sehingga perbuatan kurang terkontrol secara sehat.Stres tidak selalu buruk, walaupun biasanya dibahas dalam konteks negatif, karena stres memiliki nilai positif ketika menjadi peluang saat menawarkan potensi hasil. Sebagai contoh, banyak profesional memandang tekanan berupa beban kerja yang berat dan tenggat waktu yang mepet sebagai tantangan positif yang menaikkan mutu pekerjaan mereka dan kepuasan yang mereka dapatkan dari pekerjaan mereka.
Stres bisa positif dan bisa negative. Para peneliti berpendapat bahwa stres tantangan, atau stres yang menyertai tantangan di lingkungan kerja, beroperasi sangat berbeda dari stres hambatan, atau stres yang menghalangi dalam mencapai tujuan. Meskipun riset mengenai stres tantangan dan stres hambatan baru tahap permulaan, bukti awal menunjukan bahwa stres tantangan memiliki banyak implikasi yang lebih sedikit negatifnya dibanding stres hambatan.
B. Tipe-Tipe Stres Psikologis
Ada beberapa jenis-jenis/ tipe-tipe stressor psikologis
(dirangkum dari folkman, 1984; Coleman,dkk,1984 serta Rice, 1992) yaitu:
1. Tekanan (pressures)
Tekanan terjadi
karena adanya suatu tuntutan untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu maupun
tuntutan tingkah laku tertentuSecara umum tekanan mendorong individu untuk
meningkatkan performa, mengintensifkan usaha atau mengubah sasaran tingkah
laku. Tekanan sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari dan memiliki bentuk yang berbeda-beda pada
setiap individu. Tekanan dalam beberapa kasus tertentu dapat menghabiskan
sumber-sumber daya yang dimiliki dalam proses pencapaian sasarannya, bahkan
bila berlebihan dapat mengarah pada perilaku maladaptive. Tekanan dapat berasal
dari sumber internal atau eksternal atau kombinasi dari keduanya.Tekanan
internal misalnya adalah sistem nilai, self esteem, konsep diri dan komitmen
personal. Tekanan eksternal misalnya berupa tekanan waktu atau peranyang harus
dijalani seseorang, atau juga dpat berupa kompetisi dalam kehidupan sehari-hari
di masyarakat antara lain dalam pekerjaan, sekolah dan mendapatkan pasangan
hidup.
2 Frustasi
Frustasi
dapat terjadi apabila usaha individu untuk mencapai sasaran tertentu mendapat
hambatan atau hilangnya kesempatan dalam mendapatkan hasil yang diinginkan.
Frustasi juga dapat diartikan sebagai efek psikologis terhadap situasi yang
mengancam, seperti misalnya timbul
reaksi marah, penolakan maupun depresi.
3. Konflik
Konflik
terjadi ketika individu berada dalam tekanan dan merespon langsung terhadap dua
atau lebih dorongan, juga munculnya dua kebutuhan maupun motif yang berbeda
dalam waktu bersamaan. Ada 3 jenis konflik yaitu :
·
Approach – approach conflict,
terjadi apabila individu harus satu diantara dua alternatif yang sama-sama
disukai, misalnya saja seseorang sulit menentukan keputusan diantara dua
pilihan karir yang sama-sama diinginkan. Stres muncul akibat hilangnya kesempatan
untuk menikmati alternatif yang tidak diambil. Jenis konflik ini biasanya
sangat mudah dan cepat diselesaikan.
·
Avoidence – avoidence conflict,
terjadi bila individu diharapkan pada dua pilihan yang sama- sama tidak
disenangi, misalnya wanita muda yang hamil muda yang hamil diluar nikah, di
satu sisi ia tidak ingin aborsi tapi di sisi lain ia belum mampu secara mental
dan finansial untuk membesarkan anaknya nanti. Konflik jenis ini lebih sulit
diputuskan dan memerlukan lebih banyak tenaga dan waktu untuk menyelesaikannya
karena masing-masing alternatif memilki konsekuensi yang tidak menyenangkan.
·
Approach – avoidence conflict,
adalah situasi dimana individu merasa tertarik sekaligus tidak menyukai atau
ingin menghindar dari seseorang atau suatu objek yang sama, misalnya seseorang
yang berniat berhenti merokok, karena khawatir merusak kesehatannya tetapi ia
tidak dapat membayangkan sisa hidupnya kelak tanpa rokok
Berdasarkan pengertian stressor diatas dapat disimpulkan kondisi
fisik, lingkungan dan sosial yang
menjadi penyebab dari kondisi stres.
C. Symptom-Reducing Responses terhadap Stres
Kehidupan akan terus berjalan
seiring dengan brjalannya waktu. Individu yang mengalami stress tidak akan
terus menerus merenungi kegagalan yang ia rasakan. Untuk itu setiap individu
memiliki mekanisme pertahanan diri masing-masing dengan keunikannya
masing-masing untuk mengurangi gejala-gejala stress yang ada.
·
Gejal Stres
Stres menampakkan diri dengan
berbagai cara. Sebagai contoh, seorang individu yang sedang stres berat mungkin
mengalami tekanan darah tinggi, seriawan, jadi mudah
jengkel, sulit membuat keputusan yang bersifat rutin, kehilangan selera makan,
rentan terhadap kecelakaan, dan sebagainya. Akibat stres dapat dikelompokkan
dalam tiga kategori umum: gejala fisiologis,
gejala psikologis,
dan gejala perilaku.
Pengaruh gejala stres biasanya berupa gejala fisiologis. Terdapat riset yang
menyimpulkan bahwa stres dapat menciptakan perubahan dalam metabolisme,
meningkatkan detak jantung dan tarikan napas, menaikkan tekanan darah,
menimbulkan sakit kepala, dan memicu serangan
jantung.
Stres yang berkaitan dengan
pekerjaan dpat menyebabkan ketidakpuasan terkait dengan pekerjaan.
Ketidakpuasan adalah efek psikologis sederhana tetapi paling nyata dari stres. Namun
stres juga muncul dalam beberapa kondisi psikologis lain, misalnya, ketegangan,
kecemasan, kejengkelan, kejenuhan, dan sikap yang suka menunda-nunda pekerjaan.
Gejala stres yang berkaitan
dengan perilaku meliputi perubahan dalam tingkat produktivitas, kemangkiran,
dan perputaran karyawan, selain juga perubahan dalam kebiasaan makan, pola
merokok, konsumsi alkohol,
bicara yang gagap, serta kegelisahan dan ketidakteraturan waktu tidur. Ada
banyak riset yang menyelidiki hubungan stres-kinerja. Pola yang paling banyak
dipelajari dalam literatur stres-kinerja adalah hubungan U-terbalik. Logika
yang mendasarinya adalah bahwa tingkat stres rendah sampai menengah merangsang
tubuh dan meningkatkan kemampuannya untuk bereaksi.
Pola U-terbalik ini menggambarkan reaksi terhadap stres dari waktu ke waktu dan
terhadap perubahan dalam intensitas stres.
·
Mengurangi Stres
Stres dapat diatasi atau diringankan
dampaknya dengan cara:
- mengkonsultasikan masalah yang sedang dihadapi kepada psikiater atau rekan kerja atau teman dekat
- melakukan olahraga ringan
- mengkonsumsi bahan makanan kaya gizi
- menonton acara komedian atau lawak
D. Pendekatan "Problem Solving" terhadap Stres
Salah satu cara dalam menangani stress yaitu menggunakan
metode biofeddback, tekniknya adalah mengetahui bagian-bagian tubuh mana yang
terkena stress kemudian belajar untuk menguasainya. Tekhnik ini menggunakan
serangkaian alat yang sangat rumit sebagai Feedback.
Melakukan sugesti untuk diri sendiri juga dapat lebih
efektif karena kita tahu bagaimana keadaan diri kita sendri. Berikan
sugesti-sugesti yang positif, semoga cara ini akan berhasil ditambah dengan
pendekatan secara spiritual (mengarah pada Tuhan).
·
Strategi Coping untuk Mengatasi Stress
Menghilangkan stress mekanisme pertahanan dan penanganan
yang berfokus pada masalah. Menurut Lazurus penanganan stress atau coping
terdiri dari dua bentuk, yaitu :
1.
Coping yang berfokus pada masalah
(problem focused coping) adalah istilah
Lazurus untuk strategi kognitif untuk penanganan dtress atau coping yang
digunakan oleh individu yang mengahadapi masalahnya dan berusaha
menyelesaikannya.
2.
Coping yang berfokus pada emosi
(problem focused coping) adalah isitlah Lazurus untuk strategi penanganan
stress diaman individu memberikan respon terhadad situasi stress dengan cara
emosional, terutama dengan menggunakan penialaian defensif.
·
Strategi Penanganan stress denagn mendekat dan menghindar
1.
Strategi mendekati (approach
strategies) meliputi usaha kognitif untuk memahami penyebab stress dan usaha
untuk mengahadapi penyebab stress tersebut dengan cara mengahadapi penyebabnya
atau konsekuensi yang ditimbulkannya secara langsung.
2. Strategi menghindar (avoidance strategies)
meliputi usaha kognitif untuk menyangkal ataumeminimalisasikan penyebab stress dan usaha yang muncul dalam tingkah laku, untuk menarik
diri atau menghindar dari penyebab stress.
Sumber :