Minggu, 05 Juli 2015

Proses Therapeutic

TUGAS SOFT-SKILL
PROSES THERAPEUTIC

Nama Kelompok : 
Arum DewiAstuti       11512175
ChintyaHermawanti   11512595
GadisDwiHariani        13512074
Irma Susandari           13512808
Ina Rahmawati           13512658
TikaNardayanti          17512385

Kelas : 3PA11

Soal :
Carilah 1 contoh kasus nyata, yang dikutip dari sumber ilmiah (jurnal, artikel, penelitian), yang menggambarkan bahwa proses therapeutic dapat bekerja secara tepat dalam membantu proses pemulihan psikologi klien.
Poin-poin yang anda tuliskana dalah berisi:
1.      Gangguan apa yang terjadi pada klien.
2.      Metode therapeutic apa yang digunakan
3.      Apa saja peran dari orang-orang rela merawat, dalam melakukan therapeutic
4.      Hambatan apa yang terjadi dalam melakukannya
5.      Dampak apa saja yang menandakan bahwa klien mengalami pemulihan
  
 Jawaban:
Contoh Kasus
Pada kasus ini terdapat pada keluarga N. N adalah seorang perempuan, anak ke-2 dari 3 bersaudara. Ia mengalami keterbelakangan mental kategori berat, yang sekaligus menderita down syndrome. Ciri mongoloid sangat terlihat pada wajahnya. N lahir dan dibesarkan dalam keluarga yang antar anggotanya dapat berkomunikasi dengan terbuka, saling peduli satu sama lain dan memiliki hubungan yang harmonis. Pola penerimaan yang terdapat pada keluarga N telah muncul sejak sebelum N lahir. Berdasarkan hasil konsultasi yang secara rutin dilakukan dengan dokter yang merawat kehamilan ibu N, kedua orangtua N telah mendapatkan informasi bahwa kondisi calon anak yang ada dalam kandungannya berbeda dari anak-anak lain yang normal. Dikatakan oleh dokter, pada calon anak tersebut telah terjadi kelainan kromosom yang menyebabkannya mengalami down syndrome. Karena kondisi ini, dalam perkembangannya setelah lahir nanti, selain memiliki bentuk fisik yang khas, calon anak tersebut akan mengalami keterbelakangan mental. Oleh sebab itu, kedua orangtua N pun mulai memperdalam pengetahuannya mengenai down syndrome dari berbagai sumber. Mereka kemudian memahami bahwa meskipun terjadi hambatan perkembangan dalam diri calon anak yang akan dilahirkan, namun kemampuan hidupnya masih dapatdioptimalkan untuk meminimalkan kekurangan yang dimiliki. Kedua orangtua N memiliki keyakinan yang kemudian ditularkan pada semua anak-anak nya bahwa bagaimanapun keadaannya, anak adalah titipan Tuhan. Setiap orang tua yang mendapatkannya harus dapat merawat dengan sebaik mungkin. Bagi mereka, memiliki anak yang menderita keterbelakangan mental bukanlah suatu musibah yang harus disesali atau bahkan disikapi secara negatif. Dengan demikian, mereka telah memiliki penerimaan terhadap kondisi N yang membawa pada kesiapan untuk menghadapi kehadiran N sejak sebelum ia dilahirkan. Kesiapan dalam diri ini ditindak lanjuti dengan menyiapkan lingkungan yang toleran dan mendukung bagi kehidupan dan perkembangan N nantinya, seperti dengan memberikan pemahaman pada anak-anak mereka yang lain serta pada orang-orang disekitar tempat tinggal mereka bahwa apa yang terjadi dan akan tampak pada diri N adalah sesuatu yang wajar dan dapat dialami oleh setiap keluarga. Sehingga karenanya N tidak boleh diperlakukan dengan tidak baik.

1.      Gangguan yang terjadi pada klien adalah Down Syndrome
2.   Terapi therapeutic yang digunakan adalah terapi kelurga


3. Peran dari orang-orang yang mengasihi selalu menyayanginya, menerima keadaan si anak, menyiapkan lingkungan disekitar anak, dan selalu memberi pemahaman terhadap si anak
4. Hambatan dalam perkembangan saat terapi semakin sedikit, dengan adanya kesiapan dari orang tua untuk menerima anaknya memiliki kelainan kromosom yang menyebabkannya mengalami down syndrome. Kedua orangtua N pun mulai memperdalam pengetahuannya mengenai down syndrome dari berbagai sumber. Mereka kemudian memahami bahwa meskipun terjadi hambatan perkembangan dalam diri calon anak yang akan dilahirkan, namun kemampuan hidupnya masih dapat dioptimalkan untuk meminimalkan kekurangan yang dimiliki. Hambatan bisa terjadi ketika orang tua N menyiapkan lingkungan yang toleran dan mendukung. Ini bukan hal yang mudah terutama dalam kelurga inti seperti saudara-saudara kandung N yang mungkin tidak langsung menerima N dengan baik. Namun orang tua N dapat memberikan pemahaman yang positif kepada kelurga yang menjadikan kelurga pun menjadi bersikap positif dan juga menerima kondisi N
5.   Dampak dari pemulihan klien adalah sianak menjadi merasa dirinya sama terhadap anak-anak normal lainnya yang tidak menderita down syindrome


Sumber :
Hendriyani, W.,Handarianti, R., &Sakti, T,M. (2006). Penerimaan keluarga terhadap individu yang mengalami keterbelakangan mental. JurnalPsikologiAirlangga, 8(2), 100-111.
Diakses pada tanggal 3 Juli 2015 dari

 

1 komentar:

 
Blog Irma Susandari (13512808) Blogger Template by Ipietoon Blogger Template