TUGAS SOFT-SKILL
PROSES THERAPEUTIC
Nama Kelompok :
Arum DewiAstuti 11512175
ChintyaHermawanti 11512595
GadisDwiHariani 13512074
Irma
Susandari 13512808
Ina
Rahmawati 13512658
TikaNardayanti 17512385
Kelas : 3PA11
Soal
:
Carilah
1 contoh kasus nyata, yang dikutip dari sumber ilmiah (jurnal, artikel, penelitian),
yang menggambarkan bahwa proses therapeutic dapat bekerja secara tepat dalam membantu
proses pemulihan psikologi klien.
Poin-poin
yang anda tuliskana dalah berisi:
1. Gangguan
apa yang terjadi pada klien.
2. Metode
therapeutic apa yang digunakan
3. Apa saja peran dari
orang-orang rela merawat, dalam melakukan therapeutic
4. Hambatan apa
yang terjadi dalam melakukannya
5. Dampak apa saja
yang menandakan bahwa klien mengalami pemulihan
Contoh Kasus
Pada kasus ini terdapat pada keluarga
N. N adalah seorang perempuan, anak ke-2 dari 3 bersaudara. Ia mengalami keterbelakangan
mental kategori berat, yang sekaligus menderita down syndrome. Ciri mongoloid sangat terlihat pada wajahnya. N
lahir dan dibesarkan dalam keluarga yang antar anggotanya dapat berkomunikasi dengan
terbuka, saling peduli satu sama lain dan memiliki hubungan yang harmonis. Pola
penerimaan yang terdapat pada keluarga N telah muncul sejak sebelum N lahir.
Berdasarkan hasil konsultasi yang secara rutin dilakukan dengan dokter yang merawat
kehamilan ibu N, kedua orangtua N telah mendapatkan informasi bahwa kondisi calon
anak yang ada dalam kandungannya berbeda dari anak-anak lain yang normal.
Dikatakan oleh dokter, pada calon anak tersebut telah terjadi kelainan kromosom
yang menyebabkannya mengalami down
syndrome. Karena kondisi ini, dalam perkembangannya setelah lahir nanti, selain
memiliki bentuk fisik yang khas, calon anak tersebut akan mengalami keterbelakangan
mental. Oleh sebab itu, kedua orangtua N pun mulai memperdalam pengetahuannya mengenai
down syndrome dari berbagai sumber.
Mereka kemudian memahami bahwa meskipun terjadi hambatan perkembangan dalam diri
calon anak yang akan dilahirkan, namun kemampuan hidupnya masih dapatdioptimalkan
untuk meminimalkan kekurangan yang dimiliki. Kedua orangtua N memiliki keyakinan
yang kemudian ditularkan pada semua anak-anak nya bahwa bagaimanapun keadaannya,
anak adalah titipan Tuhan. Setiap orang tua yang mendapatkannya harus dapat merawat
dengan sebaik mungkin. Bagi mereka, memiliki anak yang menderita keterbelakangan
mental bukanlah suatu musibah yang harus disesali atau bahkan disikapi secara negatif.
Dengan demikian, mereka telah memiliki penerimaan terhadap kondisi N yang
membawa pada kesiapan untuk menghadapi kehadiran N sejak sebelum ia dilahirkan.
Kesiapan dalam diri ini ditindak lanjuti dengan menyiapkan lingkungan yang
toleran dan mendukung bagi kehidupan dan perkembangan N nantinya, seperti dengan
memberikan pemahaman pada anak-anak mereka yang lain serta pada orang-orang
disekitar tempat tinggal mereka bahwa apa yang terjadi dan akan tampak pada diri
N adalah sesuatu yang wajar dan dapat dialami oleh setiap keluarga. Sehingga karenanya
N tidak boleh diperlakukan dengan tidak baik.
1. Gangguan
yang terjadi pada klien adalah Down
Syndrome
2. Terapi
therapeutic yang digunakan adalah terapi kelurga
3. Peran dari orang-orang yang mengasihi selalu
menyayanginya, menerima keadaan si anak, menyiapkan lingkungan disekitar anak,
dan selalu memberi pemahaman terhadap si anak
4. Hambatan dalam perkembangan saat terapi semakin
sedikit, dengan adanya kesiapan dari orang tua untuk menerima anaknya memiliki kelainan kromosom yang menyebabkannya mengalami down
syndrome. Kedua orangtua N pun mulai memperdalam pengetahuannya mengenai down
syndrome dari berbagai sumber. Mereka kemudian memahami bahwa meskipun terjadi
hambatan perkembangan dalam diri calon anak yang akan dilahirkan, namun kemampuan
hidupnya masih dapat dioptimalkan untuk meminimalkan kekurangan yang dimiliki.
Hambatan bisa terjadi ketika orang tua N menyiapkan
lingkungan yang toleran dan mendukung. Ini bukan hal yang mudah terutama dalam kelurga
inti seperti saudara-saudara kandung N yang mungkin tidak langsung menerima N
dengan baik. Namun orang tua N dapat memberikan pemahaman yang positif kepada kelurga
yang menjadikan kelurga pun menjadi bersikap positif dan juga menerima kondisi
N
5. Dampak
dari pemulihan klien adalah sianak menjadi merasa dirinya sama terhadap anak-anak normal lainnya yang tidak menderita down
syindrome
Sumber :
Hendriyani, W.,Handarianti,
R., &Sakti, T,M. (2006). Penerimaan keluarga terhadap individu yang mengalami keterbelakangan
mental. JurnalPsikologiAirlangga,
8(2), 100-111.
Diakses pada tanggal 3
Juli 2015 dari